Seuntai Harapan

Matahari mulai terbit setelah ia bersembunyi sejenak untuk sekedar memberi gelap pada kehidupan, ia seakan menelanjangi semua kesunyian yang sempat tercipta semalam tadi. Masih lekat di otak ku ini tentang cerita dari perasaan yang semalam membuat ku resah, ada gundah, ada seri dan pula rancu yang membuat ku terkadang tertawa kecil meski aku tak mengerti sebenarnya apa yang sedang aku tertawakan. Terasa dengus birahi para iblis yang seakan memaksa berbisik dan juga terdengar sesekali merdu suara malaikat kecil yang menyentuh relung hati.
Ada pula rindu akan belai lembut yang menina bobokan jiwa ini, dan pada pangkuan yang selalu melelapkan aku dalam mimpi yang indah. Seakan sedang memberikan tauladan bagaimana indahnya mengais sebuah kenangan yang begitu manis untuk dilupakan dan juga terlalu pahit untuk diingat. Langkah waktu yang tak pernah lelah berjalan belum jua mampu memaksa kedua kelopak mata ini untuk terpejam. Suasana hati yang tak pernah terarah menjadikan aku seperti budak lamunan hampa yang tak mampu terpisahkan dari wajah-wajah mimpi dan harapan.
Aku berpikir, aku ini hanyalah sebuah konsep di secarik kertas polos yang terarsir oleh indahnya warna-warni, sementara dominasi beberapa warna seakan membentuk satu abstraksi antara dosa dan pahala. Beberapa warna minoritas menciptakan sebuah kerak hitam kebencian yang memaksa benak ini untuk selalu tunduk pada arogansi yang menikam setiap perasaan cinta dan kasih sayang yang dahulu hampir saja menjadi Tuhan bagi separuh keimanan ku.
Atas nama ruh yang telah di tiupkan kedalam raga ku ini, aku bersumpah harus mampu dan tangguh dalam menghadapi jalan yang telah Tuhan berikan, yaitu kehidupan dan mencari kematian ku dengan keberanian

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Seuntai Harapan ini dipublish oleh Unknown pada hari Sabtu, 18 Januari 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Seuntai Harapan
 

0 komentar:

Posting Komentar

diooda