AN' AZAZIL

Bicara Tanpa Bahasa

Ku bicara tanpa suara pada mu,
dari setiap cerita yang ingin ku sampaikan,
agar diantara mereka tak ada yang mendengar,
bahwa sebenarnya aku dan kau sedang bercerita.

ku bicara tanpa bahasa pada mu,
tentang indahnya hari-hari kemarin,
sebab ku ingin diantara mereka tak ada yang mengerti,
dari semua kata-kata yang ku katakan pada mu.

ku bicara bukan bersuara,
karna ku bukan seorang yang sedang berpidato,
selama nya terpaku pada satu naskah,
yang berakhir dengan kata ucapan salam penutup.

ku bicara bukan berbahasa,
karna ku juga bukan seorang pujangga yang sedang bersyair,
yang disetiap baitnya brjuta kata-kata indah untuk sekedar memuji,
dan selaras bersama majas-majas yang ada.

bicara ku adalah suara hati,
yang selalu polos bercerita tanpa ada kedustaan,
bicara ku adalah bahasa kalbu,
yang selalu bercerita dengan perasaan.

READMORE
 

ASA YANG TERSISA

perlahan malam mulai merendahkan kuasanya, gelapnya sebentar tergantikan...
seirama terdengar kumandang panggilan sang maha kuasa, inikah sebenarnya untuk ku?
laju khayal ku semakin menjauh seakan mengejar segala impian dan asa itu,
hanya bergeming sang waktu, palingkan tatapannya menjauh dari ini semua...

rajutan mimpi yang telah lama ku taruh, kini usang terkoyak oleh cakar haru biru...
tersisa sedikit kutipan sabda sang nabi yang selalu memberi yakin bahwa Tuhan itu ada, dan selalu...
satu persatu ku rangkai sisa-sisa koyakan, terangkai namun tak lagi kutemui makna mimpi itu,..
biarlah ku pasrahkan pada mu wahai angin, untuk sekedar kau bawa mimpi ini ...

tanpa kusadari cakrawala mulai benderang seirama bertalunya gamelan-gamelan semesta menyambut hari....
berpikirlah wahai benak, lalu sampaikan pada ku arti dari semua ini,...
bicaralah wahai hati, dengan lantang kau ceritakan pada ku sebenarnya apa yang kau rasa,...
biarlah tangan ini terus menulis sepucuk surat pada satu jiwa yang ku harap ada untuk mewujudkan mimpi ini,

andai saja sang waktu bisa bersahabat, kan ku utara kan maksud ku padanya...
namun Ialah sang waktu dan tetap sang waktu, yang tak mungkin bertoleransi...
meski Ia iba tak kan sedikit pun Ia hentikan laju nya....
ingin ku berbisik pada mu wahai sang waktu,..

"berilah aku satu kesempatan untuk menjadi  yang terbaik bagi dirinya"
READMORE
 

BIDADARI PENGAIS

hasupan dahaga luapan syahwat...
naluri senggamai logika yang binasa...
persetan norma-norma yang ada...
kau jilat anus mu sendiri.....

merengkuh kebebasan lewati segalanya...
persetan norma jilati kotoran ambisi...

sang hina jubah emas...
tahta suci mahkota birahi...
senyum kemayu lentik kian merayu...
tawarkan nista hempaskan jiwa...

bisik berbisik, desah mendesah...
puaslah sudah, nafsu serakah......

bidadari pengais dalam kubangan dosa...
menangis dan tertawa dalam dekapan nista...
memaki takdir ludahi norma...
senggama mesra dengan pujangga.... 

bidadari pengais..........bidadari yang terluka...
bidadari pengais....bidadari yang menangis........
READMORE
 

Diantara aku, kau dan yang lain

aku yang tersapu dan terseret arus angkuhnya bumi ku,
tertawa terbahak bangga akan segala dosa yang tercipta dari tamaknya nafsu ku,
mengukir hitamnya noda diatas prasati wajah-wajah kekhilafan yang ada,
terus bergulir seiring sang waktu yang menjauh.....

aku yang sekedar tertidur dalam belai mesra sang malam,
berbagi cerita dengan para malaikat dan iblis diantara mimpi-mimpiku,
bersulang sbagai para pendosa yang enggan beranjak dari indahnya industri maksiat,
sesekali menampar wajah Tuhan dan memaki firmannya,..

aku duduk bersimpuh, menyadari semuanya...
aku terjaga, lalu berjalan tertatih-tatih...

diantara aku, kau dan yang lain, teramat banyak khilaf ku...
menabur benci, marah dan terkadang dendam pun terajut karna ku..
READMORE
 

jabarkanlah semua hanya dalam mimpi

wahai pekat yang menggulita, pa kabar mu?
masih kah kau teguh dengan pendirian mu atau kau telah berpaling?
terlalu lama tak ku dengar kabar mu dari setiap malam yang aku jalani.
mungkin terlalu rapuh untuk sekedar ku ketahui,
maka jabarkanlah semua hanya dalam mimpi.............

saat ini kita sama-sama berkawan pada kesepian,
larut dalam kesejukan dosa yang menyudutkan kita,
membenamkan diri dalam biru nya kehidupan,
lalu terkulai dengan sisa kekuatan yang ada.....

wahai gelap yang teriring kesunyian, sapa lah aku dengan diam mu...
biarlah malam mendikte alur cerita di antara kita, hingga pada tepian terakhir....
rengkuhlah aku seperti rengkuh mu pada kesunyian, lebih erat....
mungkin itu akan membuat kita melupakan pahitnya kesendirian....
READMORE
 

Seuntai Harapan

Matahari mulai terbit setelah ia bersembunyi sejenak untuk sekedar memberi gelap pada kehidupan, ia seakan menelanjangi semua kesunyian yang sempat tercipta semalam tadi. Masih lekat di otak ku ini tentang cerita dari perasaan yang semalam membuat ku resah, ada gundah, ada seri dan pula rancu yang membuat ku terkadang tertawa kecil meski aku tak mengerti sebenarnya apa yang sedang aku tertawakan. Terasa dengus birahi para iblis yang seakan memaksa berbisik dan juga terdengar sesekali merdu suara malaikat kecil yang menyentuh relung hati.
Ada pula rindu akan belai lembut yang menina bobokan jiwa ini, dan pada pangkuan yang selalu melelapkan aku dalam mimpi yang indah. Seakan sedang memberikan tauladan bagaimana indahnya mengais sebuah kenangan yang begitu manis untuk dilupakan dan juga terlalu pahit untuk diingat. Langkah waktu yang tak pernah lelah berjalan belum jua mampu memaksa kedua kelopak mata ini untuk terpejam. Suasana hati yang tak pernah terarah menjadikan aku seperti budak lamunan hampa yang tak mampu terpisahkan dari wajah-wajah mimpi dan harapan.
Aku berpikir, aku ini hanyalah sebuah konsep di secarik kertas polos yang terarsir oleh indahnya warna-warni, sementara dominasi beberapa warna seakan membentuk satu abstraksi antara dosa dan pahala. Beberapa warna minoritas menciptakan sebuah kerak hitam kebencian yang memaksa benak ini untuk selalu tunduk pada arogansi yang menikam setiap perasaan cinta dan kasih sayang yang dahulu hampir saja menjadi Tuhan bagi separuh keimanan ku.
Atas nama ruh yang telah di tiupkan kedalam raga ku ini, aku bersumpah harus mampu dan tangguh dalam menghadapi jalan yang telah Tuhan berikan, yaitu kehidupan dan mencari kematian ku dengan keberanian
READMORE
 

Kusam Negeriku

Aku rindu Ibu Pertiwi ku yg dahulu,mengasuh anak-anak bangsa dalam satu kedamaian dan kebersamaan.
Mengasihi para jelata dgn kasih dan sayang kemakmuran
Mengajari setiap insan tentang indah nya membangun bangsa.

Dimana kau Ibu Pertiwi yang dahulu ku kenal,
Dari setiap dongeng yang mengantarkan ku tertidur,
Tentang jaya nusantara lama.
Tak ada perang saudara tak ada jerit kelaparan tak ada warna yg berbeda diantara kita.

Ibu Pertiwi berkebaya merah putih
Garuda yg perkasa menggenggam erat "BHINEKA TUNGGAL IKA"
Pancasila yang luhur dijunjung tinggi
Semua tak lgi ku temui di usia mu yg sekarang ini,.

Lihat lah disudut-sudut negeri, ada bnyak saudara-saudara kami yang kelaparan,
Tengoklah dibalik serambi hijau nya hutan yg tersisa,
Masih ada mereka yg berburu babi untuk sekedar makan malam.
Hampirilah ruang kusam dimana para veteran yg memerdekakan bangsa ini,
Mereka tergusur dan terampas hak-hak menikamati kemerdekaan yg dulu mereka perjuangkan...

Heyyy... kalian yang kata nya pemimpin bangsa ini
Apakah kalian tertidur? menikmati hasil lobi-lobi dibalik meja kerja...
Buka mata kalian pasang telinga kalian...

Terima kasih untuk mu pak presiden yang terhormat
Yang peduli kepada mereka saat detik-detik di mulai nya pertarungan pemilu 2014
Setelah itu diam dan kembali.
READMORE
 

Kisah Lalat

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.

" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."
READMORE
 

Satu nama yang ku kenal dan telah membuat ku tak berdaya

Hari ini tak jauh berbeda seperti hari kemarin, masih penuh dengan harapan pada satu nama yang ku kenal dan telah membuat ku tak berdaya untuk selalu memikirkan dan menaruh separuh perhatian ku padanya. Terkadang aku pun harus duduk menyudut dan memandangi bayang wajahnya yang selalu ada didalam benak ini demi sekedar melepas rindu, apakah ini terlalu naif bagiku? ya selalu tanya itu yang tersirat didalam hati dan selalu tak mampu untuk ku jawab.

   Serasa mengejar mimpi, aku harus mampu berlari, berlari dan terus berlari untuk menggapainya lalu ku rengkuh dirinya dalam peluk intensitas keseharianku. Hal yang perdana bagiku mewujudkan iktikad untuk memilikinya secara utuh adalah aku harus mampu mengendalikan keegoisan dan segala bentuk diktarorial dalam diri ini. Bagi sebagian orang itu adalah hal yang konyol dan akan membuat kita semakin tak berarti, menjadiikan kita lemah dalam strata sosial. Sejak pertama kali aku mengenalnya memang tiada kesengajaan, terjerat dalam konflik yang semakin keras menghujat dan menjatuh kan ku pada dasar terendah. Ia yang selalu jadi motivasi penyemangat strategi pencapaian cita ku.

   Kini waktu semakin jauh beranjak meninggalkan masa lalu sementara didepan sana begitu banyak pilihan yang harus ku pilih, antara kembali dalam perahu layar tanpa arah atau berdiri diatas rakit yang susah payah ku kayuh hingga ketepian bahagia.Terlalu rapuh bila aku harus terus menerus memikirkan dosa masa lalu dan hujat-hujatan yang hanya memiliki satu mata pandangan dan persepsi, biarlah memang begini adanya.

  " satu orang dengan keyakinan, kekuatannya setara dengan 99 orang yang hanya memiliki kepentingan-Jhon stuart smith" kata-kata itu seakan menjadi roh baru bagiku dalam melintasi  perjalan yang terjal dan kejam, aku tak akan membela diri dan tak akan menghujat siapa pun. Sebab dengan membela diri dan menghujat seseorang hanya akan membuat ku berputar-putar dalam lingkar rotasi kemunafikan.Hal yang paling indah adalah ketika aku harus menikmati pasang surut kehidupan dialam yang penuh kefanaan ini, sebab itulah yang Tuhan tuliskan pada setiap mahluk ciptaannya agar mampu bersyukur dan berlapang dada menjalaninya.

   "Jika disini tak membuat ku tersenyum maka aku akan berlalu ketepian telaga asa yang teramat sejuk ditemani rindangnya hijau pepohonan, lalu berbaring memandang lurus batas Arsy tertinggi dimana Tuhan bertahta dan berharap mata ini terpejam dalam usapannya" aminn...
READMORE
 

Dalam cerih waktu

Dalam cerih waktu yang terurai, aku berlogika
Menyimak dan meresapi dengan keimanan, lalu berteriak dalam kekosongan
Mengurai tumpukan-tumpukan jerami demi mendapati penyemat kecil tak bertuan
masih kosong dalam pencarian ku.

Diantara cerih waktu yang terurai, aku mengais
Meniti denai-denai hingga ketepian tak berujung
Hingga pekatnya malam memeluk dengan keresahan
masih kosong dalam pencarian ku.

Aku terpaut dalam prolog wacana ambisi ku
Setelah kenyataan menggurui ku dalam ketiadaan
Beranjur setapak demi setapak diantara relung-relung curam
masih kosong dalam pencarian ku.

Aku adalah kebodohan yang selalu bertanya
Tanpa mengerti maksud pertanyaan ku,
Aku adalah cemburu yang selalu membelenggu
Tanpa mengerti makna kesetiaan.
READMORE
 
diooda